PBL MPKTB Penurunan Tanah
Penurunan
Muka Tanah (Land Subsidence) di Jakarta
I. Definisi
Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence)
Land
subsidence (penurunan tanah) adalah suatu fenomena alam yang banyak terjadi di
kota-kota besar yang berdiri di atas lapisan sedimen, seperti Jakarta,
Semarang, Bangkok, Shanghai, dan
Tokyo. Penurunan permukaan tanah ialah pemerosotan secara
bertahap atau anjloknya permukaan tanah secara tiba-tiba seiring dengan
pergerakan material bumi. Penurunan ini sering disebabkan oleh tiga hal yang
jelas berbeda namun semua prosesnya berhubungan dengan air.
II. Faktor-Faktor
Penyebab Penurunan Muka Tanah Secara Umum(Land Subsidence)
Penurunan
tanah alami terjadi secara regional yaitu meliputi daerah yang luas atau
terjadi secara lokal yaitu hanya sebagian kecil permukaan tanah. Hal ini
biasanya disebabkan oleh adanya rongga di bawah permukaan tanah, biasanya
terjadi didaerah yang berkapur (Whittaker and Reddish, 1989). Berbagai penyebab
terjadinya penurunan tanah alami bisa digolongkan menjadi:
- Siklus
geologi.
- Sedimentasi
daerah cekungan (sedimentary basin).
- Adanya rongga diabawah permukaan
tanah sehingga atap rongga runtuh dan hasil runtuhan atap rongga membentuk
lubang yang disebut sink hole.
- Adanya
aktifitas vulkanik dan tektonik.
Secara
garis besar penurunan tanah bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain
(Whittaker and Reddish, 1989), sebagai berikut:
- Penurunan
muka tanah alami (natural subsidence) yang disebabkan oleh proses-proses
geologi seperti aktifitas vulkanik dan tektonik, siklus geologi, adanya rongga
di bawah permukaan tanah dan sebagainya.
- Penurunan
muka tanah yang disebabkan oleh pengambilan bahan cair dari dalam tanah seperti
air tanah atau minyak bumi.
- Penurunan muka tanah yang disebabkan
oleh adanya beban-beban berat diatasnya seperti struktur bangunan sehingga
lapisan-lapisan tanah dibawahnya mengalami kompaksi/konsolidasi. Penurunan muka
tanah ini sering juga disebut dengan settlement.
- Penurunan muka tanah akibat
pengambilan bahan padat dari tanah (aktifitas penambangan).
Berdasarkan
tinjauan berbagai macam pustaka, faktor-faktor penyebab terjadinya penurunan
muka tanah dapat didefnisikan, sebagai berikut:
- Pengambilan
air tanah yang berlebihan (Burbey J.T., 2005).
- Penurunan
karena beban bangunan (Quaxiang, 2001).
- Konsolidasi
alamiah lapisan tanah (Wei,Q., 2006).
- Gaya-gaya
tektonik (Chang, C.P., 2005).
- Ekstraksi
gas dan minyak bumi (Odijk, D., 2005).
- Penambangan
bawah tanah (Rizos, C., 2007).
- Ekstraksi
lumpur (Deguchi, T., 2007).
- Patahan
kerak bumi (Rahtje et al., 2003)
- Konstraksi
panas bumi di lapisan litosfer (Hamdani et al., 1994)
- Berat
bangunan akan menyebabkan tekanan pada tanah dasar yang menyebar dan semakin
kebawah semakin kecil.
- Jika
di bawah tanah ada lapisan tanah kompresibel, tambahan tekanan efektif
menyebabkan tanah berkonsolidasi dan mengalami penurunan. Tanah yang
kompresibel adalah lempung, lanau lempung atau lempung lanau yang lunak, medium
atau kenyang air.
Pada
prinsipnya, penurunan tanah dari suatu wilayah dapat dipantau dengan
menggunakan beberapa metode, baik itu metode-metode hidrogeologis (e.g.
pengamatan level muka air tanah serta pengamatan dengan ekstensometer dan
piezometer yang diinversikan kedalam besaran penurunan muka tanah) dan metode
geoteknik, maupun metode-metode geodetik seperti survei sipat datar (leveling),
survei gaya berat mikro, survei GPS (Global Positioning System), dan InSAR
(Interferometric Synthetic Aperture Radar).
Sumber:
http://geodesy.gd.itb.ac.id/?page_id=84
Komentar