Paper UAS (MPKS Karawitan Jawa)

Gamelan: Dari Kerajaan hingga Perfilman

Perkembangan musik saat ini mengalami pertumbuhan yang amat pesat di Dunia, dilihat dari sebelum abad  20 dari musik Mozart hingga saat ini musik pop Taylor Swift. Perkembangan yang semakin pesat ini khususnya terjadi di Indonesia, dimana masyarakat lebih menyukai musik-musik modern dibandingkan dengan musik daerah. Salah satu dari musik daerah tersebut adalah gamelan. Menurut KBBI, gamelan diartikan sebagai perangkat alat musik Jawa (Sunda, Bali, dsb) yg terdiri atas saron, bonang, rebab, gendang, gong, dsb.
Pengertian gamelan dalam Ensiklopedi Indonesia (1980: 1065) adalah sejenis orkes alat musik tradisional, dikenal di beberapa daerah di Indonesia. Pengertian secara umum, gamelan ialah alat musik tradisional Jawa, Bali, dan Sunda yang pada dasarnya menggunakan laras slendro dan pelog. Laras ialah susunan nada yang di dalam satu oktaf intervalnya sudah tertentu. Di dalam karawitan ada dua laras, yaitu : laras slendro dan laras pelog. (Soedarsono, 1998: 19). Alat-alat musik gamelan mayoritas dimainkan dengan cara dipukul, oleh sebab itulah kelompok instrumen musik ini dinamai gamelan yang berasal dari kata “gamel” yang berarti yang dipukul. Dengan kata lain gamelan adalah suatu benda hasil dari benda itu digembel-gembel atau dipukul-pukul (Trimanto,1984).
Seiring dengan berjalannya waktu, gamelan pun sudah banyak dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Akan tetapi tetap saja peminat musik ini masih sedikit oleh karenanya para pemain gamelan cenderung dimainkan oleh orang tua, sedangkan kita para generasi muda masih membanggakan musik musik modern dibandingkan musik dalam negeri sendiri.
Perkembangan gamelan dari zaman kerajaan hingga saat ini menjadi NKRI mengalami banyak perubahan. Dimana dahulu gamelan masih dianggap sesuatu yang sakral, pada saat itu musik gamelan hanya digunakan pada acara acara resmi keraton. Hingga akhirnya gamelan pun di gunakan sebagai suatu alat penyebaran agama islam oleh Sunan Kalijaga. Dalam proses penyebarannya, tiap alat musik gamelan merupakan simbolisasi khusus yang bermakana unsur rohani tertentu. Contohnya: saron besar yang disebut demung (dem +ung) = gandem + unggul; dakwah Islam harus dapat gandem artinya dapat membawakan kenikmatan apabila didengarkan rakyat, 
Gamelan dalam setiap masa selalu dikembangkan dan merupakan bentuk budaya Indonesia yang perlu dilestarikan, karena realitanya budaya merupakan suatu daya tarik yang amat menguntungkan bagi Indonesia dan juga menjadi identitas budaya bangsa. Namun di era yang modern ini gamelan sudah tidak menjadi daya tarik. Generasi muda sudah malas untuk memainkan musik gamelan, bahkan mereka pun tidak bangga terhadap budaya ini. gamelan hanya dilihat sebagai alat musik pengiring wayang yang dimainkan oleh orang-orang yang sudah sepuh yang berada di desa.
Namun perkembangan gamelan terus berusaha dilestarikan dan dipamerkan oleh sebagian kelompok. Perkembangan gamelan di kancah Internasional, tepatnya pada saat perayaan memperingati seabad revolusi Perancis. Di bawah menara eiffel yang terjulang megah tampak kontras ditampilkan musik gamelan Jawa. Tidak cukup sampai disitu, kejadian pertama kali ini turut mengundang simpati dari komponis muda berbakat pada masa itu yaitu Claude Debussy. Dia terpesona dengan alunan harmonis musik gamelan. Hal ini mengubah teknik musik Debussy yang terlihat kuat pada warna nada pentatonik Pagodes (Pagoda), bait pertama d’Estampes (Ilustrasi) yang digubah pada tahun 1903. (Berdasarkan artikel di nationalgeographic.co.id)
Musik gamelan banyak diminati di mancanegara, Bahkan, Gamelan Menjadi Kurikulum Sekolah Di New Zealand, Singapura, Jepang dan Amerika Serikat. Di New Zeland, gamelan menjadi kurikulum tetap New Zealand School of Music (NZSM) special Indonesian Gamelan. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri dikarenakan keelokan irama yang dihasilkan. Contoh pencapaian modern saat ini salah satunya adalah bunyi-bunyian dari alat musik gamelan dijadika dalam pengiring film “The Hobbit: Desolation of Smaug”. Hal ini merupakan pencapaian besar dimana budaya Indonesia semakin diakui dunia. Adanya kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik untuk mengenalkan gamelan dikancah internasional sebagai suatu musik daerah yang masih dapat bercampur dengan musik modern.

Dapat ditarik suatu kesimpulan bagaimana perkembangan musik gamelan dari zaman dahulu hingga sekarang mengalami perkembangan yang signifikan. Dimulai dari alat musik  yang ada di kerajaan bahkan hingga menjadi alat musik yang dipakai dalam perfilman. Dari yang dulunya dianggap mistis hingga sekarang dianggap alunan musik harmonis. Dari dimainkan oleh para orang tua sekarang oleh generasi muda. Namun sayangnya kecintaan kita para generasi muda terhadap budaya gamelan ini masih kalah dibandingkan dengan negara negara asing yang hingga menerapkan kurikulum khusus gamelan di sekolah tersebut. Para seniman barat mulai berpikir untuk mengembangkan suatu seni sebagai tradisi untuk mencari jati diri bangsa. Untuk itu tidak mengherankan kalau para musikus barat dalam mencari jati dirinya banyak yang berpaling ke budaya timur yang masih asli. Kita sebagai Bangsa Indonesia harusnya lebih bangga dalam mempelajari dan melestarikan budaya ini. Dimana budaya ini tidak hanya dilestarikan oleh sebagian kelompok saja, tapi budaya ini adalah milik kita bersama.

Komentar

Postingan Populer