Review Pengantar Sosiologi (konformitas dan penyimpangan sosial)

Tugas Mata Kuliah Sosiologi (Konformitas & Penyimpangan Sosial)

Dalam masyarakat yang homogen dan tradisional, konformitas warga masyarakat adalah kuat. Misalnya di desa-desa yang terpencil dimana tradisi dipelihara dan dipertahankan dengan kuat, maka warga masyarakat desa tersebut tidak mempunyai pilihan lain kecuali mengadakan konformitas terhadap kaedah-kaedah serta nilai-nilai yang berlaku. Di dalam masyarakat desa yang terpencil, apabila seseorang mendirikan rumah maka dia akan meniru bentuk-bentuk rumah yang telah ada dan telah terinstitusikan bentuknya, sedangkan yang mendirikan rumah dengan bentuk yang berbeda dengan pola tersebut akan dicela oleh para anggota masyarakat yang lain. Konformitas di kota-kota sangat kecil karena kaidah-kaidah di dalam kota mengalami perkembangan dan perubahan sehingga proses institusionalisasi sukar terjadi apabila dibandingkan dengan masyarakat yang ada di desa. Bahkan konformitas di kota besar sering kali dianggap sebagai hambatan terhadap kemajuan dan perkembangan.
Para sosiolog menggunakan istilah penyimpangan (deviance) untuk merujuk kepada tiap pelanggaran, baik pelanggaran kecil sampai kepada pelanggaran besar sekalipun. Penyimpangan bisa didefenisikan sebagai tindakan yang tidak sesuai atau berlainan dari norma-norma atau ekspetasi-ekspetasi sosial. Melalui norma-norma sosiallah masyarakat mendefinisikan penyimpangan, karena penyimpangan muncul dari perspektif masyarakat. S. Howard Becker mendefinisikan sebagai berikut: Bukan tindakan itu sendiri, melainkan reaksi terhadap tindakan tersebut yang menjadikan suatu tindakan dapat dinilai sebagai suatu penyimpangan.

Pada kenyataannya, banyak budaya budaya Indonesia yang pada kenyataannya merupakan suatu bentuk penyimpangan dan bahkan dapat menjadi kejahatan. Bagaimana sudut pandang sosiologi menyikapi hal ini?

Komentar

Postingan Populer