Teori Kriminologi Modern

Edwin H Sutherland (1883-1950)
Edwin Sutherland membuat 3 kontribusi besar bagi kriminologi; antara lain differential association theory, the professional thieft, dan white collar crime. Sutherland melihat differential association theory sebagai teori umum dalam memandang kejahatan, yang dia ilustrasikan dalam studi tentang the professional thieft. White collar crime mengacu kepada pengaplikasian teorinya pada tingkah laku kelas atas. White collar crime sendiri merupakan pelopor dari teori konflik saat ini.
Dalam bukunya American Sociology Review (Sutherland, 1940), dia menjelaskan definisi dari kejahatan termasuk di dalamnya perilaku ilegal “dari kelas atas, terdiri dari bisnis yang terhormat atau setidaknya dihormati dan orang-orang yang profesional.” (Sutherland, 1973, p.46).
Sutherland (1973) mengatakan bahwa dalam teori ini tidak termasuk ke dalam perilaku kriminal dari seseorang di kelas sosial yang rendah seperti bisnis dan orang yang proofesional. Sutherland melalui artikelnya menegaskan bahwa “teori perilaku kriminal  yang menjelaskan white collar crime dan kejahatan kelas bawah akan sangat diperlukan.”

Assumptions About People and Society
Teori konflik/radikal/Marxist tidak berbicara dengan 1 suara. Lebih lanjut, cara risetnya dan asumsi awalnya tentang manusia dan masyarakat kurang lebih sama. Teori konflik mempunyai pendapat umum mengenai asumsi tentang manusia dan masyarakat. Teori konflik melihat dunia melalui analisis level makro. Berbeda dengan fungsionalis, yang mengatakan bahwa masyarakat ada berdasarkan konsensus, teori konflik mengatakan bahwa masyarakat berdasarkan koersi dan eksploitasi. Teori konflik juga berpendapat bahwa definisi dari kejahatan dibuat secara arbitrasi.
Earl Richard Quinney (1934-)
Quinney sebenarnya tertarik pada dunia fotografi, kehutanan, dan administrasi rumah sakit, tetapi pendidikan utamanya adalah sosiologi. (Martin, Mutchink, dan Austin, 1990, pp.381-182). Dalam studinya di Northwestern University dan University of Wisconsin, Quinney menggunakan sosiologi mainstream seperti Kimball Young, Howard Becker, dan Marshall Clinard.
Conflict Theory
Kontribusi penting Quinney oada teori konflik pada tahun 1970 di publikasikan di The Social Reality of Crime (Quinney, 1970b). Quinney menjelaskannya dalam 6 preposisi.
Preposisi 1: Definition of crime. Kejahatan didefinisikan oleh manusia yang menjadi agen otoritas di organisasi poitik masyarakat. (Quinney, 1970b, p.15). Kejahatan didefinisikan oleh orang lain pada orang yang melakukan tingkah laku.
Proposisi 2: Formulation of criminal definitions. Kejahatan mendefinisikan tingkah laku yang berbeda dengan kenyamanan dan kebutuhan masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk merubah bentuk public policy. Quinney menjelaskan tidak hanya kejahatan saja yang didefiniskan oleh agen politik di masyarakat, tetapi definisikan kejahatan mengacu kepada kepentingan pada segments masyarakat yang mempunyaipower untuk mengubah kepentingan mereka ke public policy.
Preposisi3 :Application of criminal definitions. Definisi kejahatan diajukan oleh segment-segmen masyakrat yang mempunyai power untuk merubah penegakan hukum dan administrasi hukum kejahatan. (Quinney, 1970b, p.18). Quinney (1970b) menegaskan dalam preposisinya bahwa “kepentingan penguasa mengintervensi di semua jenjang dalam definisi kriminal yang diciptakan” dan kepentingan penguasa juga mengendalikan penerapan definisi kejahatan.
Preposisi4: Development of behavior patterns in relation to criminal definitions. Bentuk tingkah laku dibentuk oleh segmen organisasi masyarakat dalam hubungannya dengan definisi kejahatan, dan dalam konteks perorangan yang berhubungan dengan aksi yang mempunyai probabilitas relatif dengan definisi kejahatan (Quinney, 1970b, p.20).
Pada preposisi 2 ke 4, Quinney menyatakan bahwa power ekonomi dan politik mendefinisikan perilaku yang memiliki power lemah sebagai kejahatan, apalagi jika tingkah laku ini berkonflik dengan kepentingan penguasa. Lebih lanjut lagi, walaupun para penguasa dapat mendefiniskan tingkah laku mereka sebagai kejahatan, mereka sangat susah untuk mendapatkan penegakahn hukum dan hukum kejahatan ketimbang orang yang memiliki power yang kurang dan yang miskin.
Preposisi5: Construction of criminal conceptions. Konsep dari kejahatan dikonstruksikan dan didifusikan pada setiap segment dalam masyarakat melalui berbagai macam cara komunikasi (Quinney, 1970b, p.22). Quinney beragumen bahwa kelas penguasa membuat ideologi tentang kejahatan untuk melindungi kepentingannya. Gambaran dari kejahtan ini digambarkan melalui media massa dan didifusikan melalui masyarakat. Marx juga menegaskan ideologi dari kelas penguasa disajikan kepada masyrakat menjadi sebuah konsensus dari nilai total masyrakat.
Preposisi6: The social reality of crime. Realita sosial kejahatan dikonstruksikan oleh formula dan penerapan dari definisi kejahatan, pengembagan dari bentuk tingkah laku yang berhubugan dengan definisi kejahatan, konstruksi dari konsep kejahatan. (Quinney, 1970b, p.23). Pada preposisi ke 6 ini Quinney membuat mengumpulkan 5 preposisi pertama untuk ditarik kesimpulan. Realitas sosial kejahatan telah dikonstruksikan pada preposisi awal.

Marxist Theory
Quinney (1973) berpendapat bahwa bentuk baru dari kontrol kejahatan telah didirikan oleh masyarakat kapitalis. Bahwa “kelas penguasa telah memformulasikan kebijakan kriminal untuk mengamankan pesanan domestik, dan menjamin hegemoni sosial dan hegemoni ekonomi dari sistem kapitalis. (p.59). Sistem hukum kejahatan berguna untuk mengamankan kepentingan/keinginan para kapitalis agar para kelas kapitalis dapat melanjutkan untuk terus mengumpulkan moda. Pada statmen awal, Quinney mendukung bahwa tidak hanya merubah kapitalisme menjadi sosialise, tetapi juga merubah kebijakan kriminal yang ada.
Critique of Quinney
Teoritikal Quinney telah dikritik karena mereka tidak cocok pada paradigma mainstream positivis di kriminologi untuk testability. Kritik ini berpendapat bahwa Quinney tidak hanya gagal dalam membuat perbandingan yang memadai antara kejahatan di dalam kapitalis dan masyarakat sosialis, tapi juga gagal untuk menyediakan statemen kebijakan yang jelas untuk merubah masyarakat kapitalis menjadi masyarakat sosialisl.
Para teoritikus feminis seperti Leonard (1982) dan Naffine (1987) juga telah mengkritik Quinney karena gagal memasukan perempuan dalam analisisnya ke dalam grup yang kurang memiliki power. Selain itu kriminolog positivis juga telah menolak hasil kerja Quinney.


Komentar

Postingan Populer