analisis kasus tawuran


Kasus mengenai kasus tawuran yang terjadi antara SMAN 70 dan SMAN 6 yang telah terjadi berulang kali dan membudaya di kedua sekolah tersebut. Penyebab tawuran ini ada dua yaitu:
·       Pertama, mereka mengatakan tawuran itu sudah jadi budaya di sekolah mereka, sudah berlangsung turun-temurun dari senior mereka.
·       Kedua, mereka punya batas daerah tertentu. Pihak sebelah dilarang memasuki daerah yang lain

Kasus ini dapat dianalisis dengan menggunakan Teori Budaya Konflik dari Thorsten Sellin. Dalam teorinya Sellin mengatakan bahwa konflik terjadi karena adanya perbedaan nilai, norma, aturan dalam satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Jika kelompok lain ini memasuki area kelompok lainnya dan mengadakan kontak sosial satu sama lain, perilaku mereka akan bertentangan. Konflik budaya memang tidak terhindarkan ketika norma-norma satu wilayah budaya atau sub-budaya berimigrasi atau bersentuhan dengan norma-norma wilayah budaya lain, dan menarik untuk dicatat bahwa sebagian besar peneliti khusus tentang konflik budaya atau kenakalan remaja telah berkaitan dengan aspek konflik ini dibandingkan dengan yang disebutkan sebelumnya.
Konflik antara norma-norma aturan budaya yang berbeda bisa terjadi:
1.    ketika aturan-aturan ini berbenturan di perbatasan wilayah budaya yang bersebelahan;
2.    ketika, sebagaimana kasusnya dengan norma hukum, hukum satu kelompok budaya diperluas untuk mencakup wilayah kelompok budaya lain, atau
3.    ketika anggota salah satu kelompok budaya bermigrasi ke kelompok budaya lain.
Bila dikaitkan dengan teori ini, kasus diatas menggambarkan apa yang Sellin jelaskan. Misalnya SMAN 70 dan SMAN 6 memiliki batas wilayah masing-masing yang apabila dilanggar dapat menimbulkan konsekuensi yang sudah ditentukan oleh anggota kelompok mereka dan telah membudaya.


Komentar

Postingan Populer