Kritik pendekatan psikologis dan biologis dalam juvenile deliquency
Kritik dari Pendekatan
Psikologis dan Biologis
Dalam menganalisis penyebab kenakalan anak, terdapat
beberapa pendekatan yang dapat digunakan. Setiap pendekatan memiliki kelemahan
nya tersendiri. Dua diantaranya yang akan kami jelaskan adalah pendekatan
biologis dan pendekatan psikologis.
A.
Pendekatan
Biologis:
Penelitian yang
berusaha menjelaskan faktor-faktor kejahatan biasanya dialamatkan pada Cesare
Lembroso ( 1835-1909) seorang ilmuan Italia. Era Lambroso juga menandai pendekatan
baru dalam menjelaskan kejahatan, yaitu dari mazhab klasik menuju mazhab
positif. Perbedaan paling segnifikat antara mazhab klasik dan mazhab positif
adalah adalah bahwa yang terakhir tadi mencari fakta-fakta empiris untuk
mengkonfirmasikan gagasan bahwa kejahatan itu ditentukan oleh berbagai faktor.
Menurut
Lombroso, penjahat adalah orang yang mempunyi bakat jahat. Bakat jahat tersebut
diperoleh karena kelahiran, yaitu diwariskan dari nenek monyang. Dan bakat
jahat tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri biologis tertentu, seperti muka
yang tidak simetris, bibir tebal, hidung pesek. Bahwa bakat jahat tersebut
tidak dapat diubah, artinya bakat jahat tersebut tidak dapat dipengaruhi.
Dalam melakukan studinya, Lombroso mengobservasi
karakter fisik seperti kepala, tubuh, tangan, dan kulit dari tahanan Italia dan
membandingkannya dengan tentara Italia. Ia menyimpulkan bahwa para kriminal
secara fisik berbeda dari warga yang taat hukum dan perbedaan ini menunjukkan
penyebab-penyebab biologis dari tindakan criminal.
Tokoh lain yang
menjelaskan kenakalan anak secara biologis ialah Sheldon. Sheldon di dalam
Bynum (2007) mengklasifikasi tubuh dengan kategorisasi sebagai berikut.
1.
Endomorf : gemuk, gempal, besar, santai, suka
berteman, dan memanjakan diri dalam temperamen.
2.
Ectomorf: ramping, rapuh, kecil, penyendiri, introspektif,
dan emosional tinggi.
3.
Mesomorf: berotot, kuat, tangguh, energik, sabar, dan tidak sensitif.
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Sheldon, ditemukan bahwa kebanyakan anak-anak yang bermasalah
berada dalam kategori mesomorf. Dia juga memberikan kesimpulan bahwa meskipun
bentuk tubuh tidak secara langsung memengaruhi anak-anak melakukan kenakalan,
namun latar belakang konstitusional-lah yang memengaruhi dengan member label
bahwa mesomorf memiliki bentuk fisik ‘predator’.
Kritik
Terhadap Pendekatan Biologis :
·
Kritik terhadap
para positivis Lomboso adalah bahwa ada kelemahan dalam pengumpulan data dan
generalisasi dari kasus yang sedikit, dan tidak ada komparasi dari grup orang
yang tidak jahat.
·
A Lacassagne, L.
Manouvrier, G. Tarde, yang menekankan pentingnya faktor lingkungan dari suatu
tindak kejahatan. Ucapan yang terkenal dari tokoh ini adalah: “Masyarakat
mempunyai penjahat sesuai dengan jasanya”. Ini berarti bahwa tergantung dari masyarakat
sendiri dalam usahannya menghadapai kejahatan yang ada, sedangkan penjahat
dianggap kurang berperan. Dia membandingkan penjahat sebagai bakteri, apakah
bakteri tersebut kan berkembang atau tidak tergantung tempat bakteri tersebut
diletakkan, kalau ditaruh ditempat yang steril maka tidak dapat berkembang,
dalam hal ini masyarakat diumpamakan sebagai tempat untuk meletakkan bakteri
tersebut.
Pendekatan Psikologis
Berdasarkan etiologi crime dan criminals, secara
praktis teori psikologi dapat dipilah menjadi teori-teori problem emosional,
keterlamatan mental, kepribadian sosiopatik dan pola berpikir. Konsep dasar
Psikologis tentang penyebab kejahatan melihat adanya sesuatu yang salah pada
pikiran pelaku kejahatan sehingga mereka terlibat dalam tindak kejahatan. Teori
ini berkembag dari teori Sigmun Freud. Pengaruh Freud ini amat besar karenanya
para hakim pengadilan professional secara sadar atau tidak telah menggunakan
teori ini. Freud penjelaskan mengenai
ID, Ego dan Superego, bahwa kejahatan dan delinquency menunjukan bahwa ada
ketidakseimbangan ID dan Ego serta kegagalan supereo yang menyebabkan seseorang
melakukan penyimpangan. Dalam penelitiannya ia melakukan serangkaian projektif
tes untuk mendiagnosis delinquency yang dilakukan pada anak-anak, sehingga
dapat mencegang kenakalan sebelum terjadi. Tetapi projek ini menuai kritik
yaitu projektif tes juga menidentifikasi dan mendiagnosa orang-orang yang tidak
bersalah sebagai criminal potencial.
Kritik Terhadap Pendekatan
Psikologis
·
Terdapat kritik
lain terhadap pendekatan psikologis yang dikemukakan oleh Yochelson dan Samnow
yang menolak terhadap pendekatan psikologis tradisional karena pendekatan ini
hanyalah menambah alasan berbuat kenakalan. Mereka berteori bahwa untuk
memperbaiki criminal diperlukan cara berpikir dan bertindak sebelum perubahan
sebenarnya terjadi penjahat perlu mengadopsi nilai hidup yang baru.
·
Marshall Clinard
dan Robert Meier (2001; 51) mengkritik penjelasan psikogenik perilaku
menyimpang dengan menyatakan bahwa mereka mengaburkan batas antara 'penyakit'
dan penyimpangan dari norma-norma yang sederhana. Sue Titus Reid berpendapat
bahwa istilah psikogenik tidak jelas, sehingga mereka dapat digambarkan sebagai
yang tidak diketahui. Tidak ada konsep operasional sebagai id, ego, super-ego,
atau tidak sadar diberikan (Reid, 2005). Masalah metodologis dari penelitian
ini telah berdasarkan sampel yang terlalu kecil. penggunaan kelompok kontrol
belum memadai. fokus pada individu jarang menghasilkan pola kelompok perilaku
dan mencegah secara generalisasi.
Daftar Pustaka
Bynum,
Jack E., & William E. Thomson. (2007). Juvenile Delinquency : A
Sociological Approach Sevent Edition.
USA: Pearson Education Inc.
Koentjoro.
Kriminologi dalam Perspektif Psikologis Sosial. Koentjoro-psy.staff.ugm.ac.id/wp-content/upload
Komentar