Pengakuan diri oleh Martin Gold




Survey Korban Kejahatan
Pengukuran tingkat kejahatan umumnya menggunakan data statistik kejahatan oleh kepolisian. Data kedua mengenai kejahatan adalah dari survey korban kejahatan. Dalam peninjauan peristiwa yang lalu, sampel dari populasi di interview mengenai (korban kejahatan) yang mereka alami sendiri dengan periode waktu tertentu. Kegunaan dari laporan  peninjauan peristiwa lalu menghasilkan data mengenai fenomena sosial yang dihasilkan oleh potensi bias kemampuan mengingat. Dalam beberapa kasus, kemampuan responden melupakan kejadian sama sekali dan salah menaruhkan kejadian dalam waktu tertentu telah diterima secara empiris dan teoritis.
Persoalan daya ingat responden untuk mengingat peristiwa viktimisasi yang pernah dialami merupakan salah satu masalah yang dapat mempengaruhi validitas data. Pertama-tama untuk mengingat bentuk viktimisasi yang cenderung dilupakan oleh korban. Misalnya survey korban perkosaan yang enggan dimintai keterangan. Persoalan melupakan bukan hanya masalah bagaimana kejadiannya namun juga kapan waktunya. . Contohnya, jika orang yang sudah tua relatif lupa pada viktimisasi dibandingkan dengan orang yang lebih muda, sebuah survey ,menemukan bahwa terakhir memiliki tingkat yang lebih tinggi dari viktimisasi dari pada yang terlebih dahulu akan menjadi ambigu (rancu) karena hubungan usia bias memori. Dalam masalah ini terdapat 2 masalah yang saling berhubungan yaitu mengingat kapan peristiwa tersebut terjadi, apakah lebih dari satu tahun lalu dan mengingat apakah peristiwa tersebut benar benar pernah dialaminya. Keadaan ini merupakan masalah Telescoping. Dimana kedua masalah tersebut merupakan sumber adanya bias bagi penelitian sosial.
Dalam rangka mengatasi masalah telescoping yang berhubungan dengan kapan sutu peristiwa dapat terjadi , maka dalam menanyakan dapat dibuat acuan seperti hari besar atau hari penting yang mudah diingat. “apakah sejak hari Natal saudara mengalami kejahatan ini?” dengan adanya hal ini responden akan mudah mengingat kejadian yang mereka alami.

Penelitian Pengakuan Diri
Penelitian pengakuan diri oleh Martin Gold (1966). Gold menggunakan teknik wawancara dalam memperoleh pengakuan tindakan kenakalan dari 522 responden remaja laki-laki dan perempuan berusia 13 hingga 16 tahun. Validasi data dilakukan terhadap 125 subsampel. Kekuatan dari penelitian ini terletak pada prosedur yang ketat dalam melaksanakan wawancara pengakuan diri. Wawancara terhadap responden dilakukan oleh mahasiswa tingkat dasar dari kota setempat yang telah diberikan pelatihan dan petunjuk yang perinci dalam pengumpulan data. Pemilihan mahasiswa tingkat dasar untuk menjadi petugas wawancara adalah mereka masih mempunyai karakteristik fisik yang kurang lebih sama dengan responden. Setiap pewawancara diberi tugas mewawancarai responden yang berjenis kelamin dan warna kulit yang sama dengan petugas tadi. Pewawancara harus mengembalikam penugasan apabila responden yang sudah ditetapkan untuk diwawancarai olehnya ternyata merupakan kerabat atau dikenalnya.
            Setelah sampel terpilih, masing-masing anggota sampel dan orang tuanya disurati bahwa peneliti sedang melakukan suatu penelitian tentang pola penggunaan waktu luang para remaja. Kapan wawancara akan dilakukan dibuat janjinya melalui hubungan telepon, responden akan dijemput untuk wawancara yang akan dilaksanakan di balai rakyat atau di tempat-tempat publik lainnya yang dekat rumahnya. Cara ini dipilih agar wawancara dapat dilakukan secara baku dan terhindar dari pengawasan, pengaruh, dan keberatan orangtua responden. Adanya responden yang menolak berpartsipasi diduga karena adanya keberatan dari orangtua responden kalau anaknya keluar rumah dengan seseorang yang tidak dikenalnya.
            Ketika pewawancara dan responden berjalan menuju tempat yang disepakati untuk melalksanakan wawancara, pewawancara menjelaskan bahwa sesungguhnya penelitian yang sedang dilakukan adalah penelitian tentang tindakan kenakalan yang munngkin pernah dan belum pernah diketahui oleh penegak hukum. Responden diberi jaminan bahwa keterangan yanng diperoleh dari responden akan dirahasiakan dan tidak dilakukan ppencatatan nama responden (anonim). Yang diminta adalah kejujuran dari responden untuk memberikan keterangan apa adanya dan keterlibatan sebagai responden sepenuhnya sukarela. Terpilihnya responden sebagai sampel adalah melalui prosedur penarikan sampel secara acak dan bukan sengaja dipilih. Pada tahap ini ada satu responden laki-laki yang menolak berpartisipasi untuk diwawancarai. Namun demikian, tidak berarti bahwa reponden yang lain dijamin akan memberikan jawaban yang jujur.
            Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini dipilih dengan pertimbangan bahwa peneliti ingin mengetahui tindakan kenakalan dengan perincian who, what, when, where dan how yang sulit dirumuskan dalam pernyataan yang akan diisi sendiri oleh responden. Selain itu teknik pengisian sendiri dikhawatirkan akan memperoleh data yang dilebih-lebihkan (overreporting) maupun ditutup-tutupi (underreporting). Untuk mengatasi masalah overreporting dan underreporting, Gold melakukan langkah-langkah validasi sejak awal. Misalnya melatih pewawancara, meyakinkan responden bahwa penelitian ini mempunyai tujuan ilmiah dan informasi yang dipperoleh diperlakukan sebagi rahasia. Gold juga melakukan wawancara terhadap orang-orang yang diperkirakan mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang anak-anak yang melakukan kenakalan untuk dijadikan narasumber.
            Nama-nama narasumber ini diperoleh dari para guru, pekerja sosial, maupun orang-orang dewasa yang mempunyai perhatian. Kepada para narasumber diminta untuk menyebutkan nama-nama anak (laki-laki dan perempuan) yang mereka ketahui pernah melakukan kenakalan tetapi mereka tidak pernah tertangkap. Diharapkan , para narasumber dapat memberikan keterangan selengkap mungkin dan dengan cara bagaimana para narasumber mengetahui kenakalan itu. Gold tidak akan menggunakan informasi yang bukan informasi tangan pertama seperti informasi kata orang atau yang saya dengar dan sebagainya. Melalui cara ini dapat dikonfirmasi keterangan kenakalan dari 125 anggota sampel.




Sumber:


            

Komentar

Postingan Populer